Suasana lebaran d rumah sendiri memang paling asik, banyak saudara yang kumpul dan menginap. Rumah saya yang biasanya ditempati tiga orang inipun mendadak rame. Sungguh moment yang langka dan jarang terjadi d rumah kami. Sanak saudara dari mana-mana berkumpul. Kami sola tied d mesjid yang bisa ditempuh hanya dengan berguling nenerapa putaran dari rumah saya. Kurang lebih sepuluh meter dari rumah saya. Sangat dekat sampai-sampai setiap waktu solat harus kemesjid jika tak ingin mendapat “hadiah” dari mama saya. Pagi romadhon terasa begitu menggembirakan, tak lupa “berdandan” sebelum solat ied. Alhasil karna keasikan bercermin hamper saja tidak kebagian tempat. Ketika selesai solat, seperti biasa acara salam-salaman diiringi isak tangis haru yang sebenarnya g perlu dilakukan dengan air mata. Berhubung sekeluarga pada melankolis, yah jadinya begini. Hari pertama kami berencana mengunjungi rumah keluarga setelah makan, tapi tuhan berkata lain. Tamu dating bertubi-tubi hingga malam, jadinya kami membusuk d rumah sembari melayani tetamu yang berkunjung. Begitu juga hari raya kedua, akhirnya pada sore hari kami bisa berkunjung ke beberapa sanak saudara yang tersisa.
Hari raya ketiga saya habiskan di kampong halaman Bukittinggi kota tercinta. Berkumpul bersama keluarga dari pihak ayah dan bersilaturrahmi. Saya bertemu dgn nenek dan atuk yang sudah semakin tua, Alhamdulillah tahun ini masih diberi nikmat sehat dan dapat berjumpa. Hari berikutnya kami semua pulang kembali ke pekanbaru dgn membawa sekantung besar karupuak sanjay yang melegenda. Beberapa akan saya bawa sebagai oleh2. Nantikan kepulangan saya tgl 19 malam. Wah wah, suatu kehormatan bagi yang ingin menjemput saya ke bandara.
Yah… Sekian posting saya saat ini, semoga bisa rutin dan menghidupkan kembali blog ini. Mohon komentar yang membangun dari para pembaca semua. Thanks for reading..